Gangguan pendengaran tidak hanya dapat terjadi pada orang – orang yang telah berusia lanjut. Gangguan tersebut juga dapat terjadi pada remaja. Bahkan masalah kehilangan pendengaran pada saat remaja ini ternyata tidak sedikit jumlahnya. Salah satu faktor utama penyebab kehilangan pendengaran ini adalah meningkatnya penggunaan headphone dan ear bub. Orangtua pun menyadari bahwa penggunaan headphone saat ini seolah – olah telah menjadi hal yang penting dilakukan oleh anak seperti untuk bermain game atau mendengarkan musik. Dalam artikel berikut ini adalah dipaparkan penjelasan dari Dean McArdle dari Puro Sound Labs. Beliau membahas secara lebih dalam tentang masalah tersebut.
Saat ini satu dari lima remaja di Amerika mengalami gangguan yang hampir mirip dengan kehilangan suara. Hal ini telah dilaporkan dalam studi oleh Jurnal Asosiasi Kesehatan Amerika. Pada tahun 1994, rasio yang terhitung sekitar 1 banding 8. Kebanyakan dari peningkatan kasus kehilangan pendengaran pada usia remaja ini disebabkan karena NIHL (Noise Induced Hearing Loss). Ini adalah sejenis kehilangan pendengaran yang terjadi ketika mekanisme bagian telinga dalam mengalami kerusakan karena terpapar suara yang keras.
Dampak Seringnya Terpapar Suara Bising
Kehilangan pendengaran pada remaja dapat disebabkan karena kegiatan hiburan yang biasa dilakukan seperti menonton konser, melakukan perjalanan berburu, atau mendengarkan suara terlalu keras menggunakan headphone. Hal ini ditulis oleh Megan Moreno MD dalam jurnal American Medical Association Pediatrics, Moreno menggarisbawahi tentang headphone. Menurutnya peningkatan kasus kehilangaan pendengaran kemungkinan besar disebabkan karena popularitas headphone yang banyak digunakan oleh remaja.
Headphone tersebut sebenarnya bukan penyebab utama tetapi lebih ke arah penggunaan headphone, khususnya di antara para remaja, Mendengarkan musik terlalu keras dalam jangka panjang dapat merusak sel – sel rambut di bagian telinga dalam. Sel tersebut berfungsi untuk membantu telinga menerjemahkan gelombang suara menjadi sinyal elektrik untuk otak. Namun yang menjadi pertanyaan bagi orang tua adalah seberapa keras suara yang dianggap terlalu keras untuk didengar oleh remaha?
Menurut salah satu orangtua yang selalu mengantar putrinya ke sekolah, ia mengaku dapat mendengarkan musik dari headphone yang dipakai oleh anaknya. Ketika sang ibu bertanya apakah suara itu terlalu keras, anak tersebut menjawab tidak. Beberapa tahun kemudian, anak tersebut mengikuti pemeriksaan di sekolah dan didiagnosa mengalami NIHL. Dokter mengatakan bahwa ini disebabkan karena mendengarkan headphone terlalu keras dan dalam waktu yang lama
Memiliki latar belakang di bidang teknologi mencari insinyur audio dan audiolog untuk mendirikan Puro Sound Labs. Mereka menciptakan headphone berkualitas tinggi dengan mekanisme pembatasan volume untuk menjaga para remaja mendengarkan suara di bawah 85 desibel sehingga berada di zona pendengaran yang aman. Sekedar catatan, suara di atas 85 desibel sudah termasuk dalam kategori yang merusak pendengaran