Sulit Mendengar, Kesehatan Fisik Dan Emosional

Kaitan Antara Sulit Mendengar, Kesehatan Fisik dan Emosional

Seorang anak berbagi pengalaman tentang ayahnya yang selama bertahun-tahun menjadi sulit mendengar. Orang yang suka berkumpul dengan komunitasnya dan suka dengan kehidupan pesta yang nyaring atau ramai. Ayahnya mengalami masalah yang semakin buruk dari waktu ke waktu seperti kesulitan untuk mendengar dengan baik bahkan walaupun ia sedang berbincang dengan rekannya di meja yang sama. Bahkan ayahnya tersebut juga mulai berjalan dengan gaya aneh yang berbeda dari waktu ke waktu. Anaknya melihat kemunduran kesehatan terutama dalam hal mendengar yang dimiliki ayahnya bahkan tepat di depan matanya. Padahal ketika mereka berkomunikasi via email, tingkat intelektualitas dan rasa ingin tahunya masih sangat tinggi. Bahkan caranya bercerita masih hangat dan menarik seperti dulu. Namun ketika percakapan tersebut berlanjut in person, ayahnya tampak “memudar” akibat kemunduran tersebut.
Akhirnya, setelah melalui banyak pertimbangan dan didorong-dorong, anak tersebut berhasil meyakinkan ayahkan untuk memeriksakan telinganya dan mendapatkan alat bantu dengar yang bisa disesuaikan. Perubahan yang tampak sangat luar biasa. Ketika ada acara reuni keluarga satu bulan setelah menggunakan alat bantu dengar, ayahkan duduk di meja bar di rumah dan bercerita pada setiap orang tentang masa kecilnya yang jahil. Sekali lagi, ayahnya menjadi pusat perhatian di acara tersebut. Langkah yang random dan biasanya aneh menjadi langkah yang kuat dan percaya diri. Ayahnya tersebut yang biasanya suka menyendiri, lelaki pendiam yang duduk sendirian yang membuat anaknya merasa lucu. Karena dibenak anaknya, ayahnya adalah seseorang yang selalu bercerita, tertawa, dan melempar lelucon lucu. Saat ini ayahnya dapat mendengar anak-anaknya serta cucu-cucunya. Alat bantu dengar tersebut membuat anaknya merasa ayahnya telah kembali pada mereka.
Cerita di atas dan cerita-cerita serupa lainnya adalah tentang mengubah persepsi publik tentang pendengaran. Dan menunjukkan kepada orang-orang tentang seseorang yang mengalami gangguan pendengaran dapat beranjak dari rasa takut dan penolakan untuk menua dengan penuh kasih sayang, kegembiraan, kebahagiaan, dan tentunya kesehatan.

Mengatasi Sulit Mendengar

Ada cerita lain dari seseorang yang melihat perubahan pada salah satu anggota keluarganya yang kesehatan pendengarannya lebih baik. Efek terbesar yang tampak dan dapat dirasakan terdapat pada kualitas hidup yang semakin membaik. Interaksi sosial, hubungan antar anggota keluarga, dan produktivitas kerja yang membaik adalah keuntungan yang jelas akan didapatkan seseorang dengan gangguan pendengaran yang mau terbuka untuk menggunakan alat bantu dengar sesuai dengan kebutuhannya. Gangguan pendengaran bukanlah ketidakmampuan atau gangguan yang berdiri sendiri. Hal tersebut berkaitan dengan hampir segala hal yang dilakukan setiap manusia setiap harinya.
Yang mengejutkan, banyak dari orang-orang harus menunggu tujuh hingga 10 tahun sebelum akhirnya mengakui atau menerima bahwa dirinya memiliki gangguan pada pendengaran dan akhirnya menggunakan alat bantu dengar. Mengapa begitu? Beberapa dari mereka berada pada tahap penolakan atau penyangkalan atau merasa takut untuk terlihat tua. Sedangkan untuk beberapa orang lainnya, gangguan pendengaran adalah kondisi yang berangsur-angsur dan setiap orang mungkin belum memiliki kesiagaan tentang hal tersebut. Kenyataannya, banyak warga Amerika yang malah mendapatkan colonospcopy daripada melakukan tes pendengaran.
Membicarakan atau mengangkat topik tentang gangguan pendengaran adalah hal penting. Bisa jadi apa yang Anda bicarakan akan membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan dalam hal tersebut. Bisa jadi cerita Anda tentang gangguan pendengaran masih dalam proses sehingga melakukan pemeriksaan sejak dini adalah solusi yang tepat dan sehat.

Leave a Reply