Vaping dan Gangguan Pendengaran

vaping dan gangguan pendengaran

Vaping dan Gangguan pendengaran – Penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat merusak pendengaran, tetapi bagaimana dengan vaping?. Meskipun hingga saat ini belum ada penelitian secara konklusif, tetapi tampaknya vaping memang memiliki risiko yang sama dengan merokok.

Dan dengan adanya bahan kimia yang ditemukan dalam perasa liquid vape, maka bisa jadi penggunaan vape atau rokok elektronik bahkan mungkin lebih berbahaya.

Beberapa fakta tentang rokok elektronik / vape  yang kami ketahui:
  • Nikotin — terlepas dari mana asalnya — telah diketahui memiliki dampak negatif terhadap kesehatan pada telinga dan suplai darah.
  • Rasa yang digunakan untuk vaping sebagian besar tidak diatur dan tidak diperiksa, dan beberapa terkait dengan gangguan pendengaran.
  • Laporan anekdotal dapat menunjukkan hubungan langsung antara vaping dan gangguan pendengaran.

 

Kurangnya Pengawasan

Vaping, pena vaping dan kotak mod adalah perangkat yang memungkinkan pengguna untuk menghirup uap yang mengandung berbagai tingkat nikotin, bersama dengan zat lain. Mereka dioperasikan dengan baterai dan menggunakan elemen pemanas untuk memanaskan zat yang disebut liquid vape, yang terkandung dalam kartrid.

Uap tersebut kemudian dilepaskan dan dihirup oleh pengguna. Ada lebih dari 500 merek dan ribuan rasa jus vape saat ini di pasaran, namun hanya ada sedikit peraturan, pengawasan atau pemeriksaan keamanan yang menentukan apa sebenarnya yang ada di dalamnya.

Pada 2019 upaya itu sekarang sedikit terhambat. Karena kurangnya pengawasan atau regulasi, pada titik ini tidak mungkin bagi profesional kesehatan atau konsumen untuk mengetahui secara pasti bagaimana vaping mempengaruhi kesehatan, termasuk kesehatan pendengaran.

Nikotin Membatasi Aliran Darah

 

Nikotin, zat yang juga ditemukan dalam rokok biasa. Dan zat adiktif  tersebut bisa mengencangkan pembuluh darah, termasuk yang ada di telinga. Ini membatasi oksigen menuju aliran darah ke telinga bagian dalam, yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut kecil di koklea yang menerjemahkan getaran suara menjadi impuls listrik untuk otak.

Baca juga : Ketahui hubungan antara merokok dengan gangguan pendengaran

Meskipun beberapa liquid vaping tidak mengandung nikotin, yang lain mengandung nikotin dalam jumlah yang bervariasi, dari yang sedikit hingga banyak.”Ketika terpapar nikotin dari produk-produk ini, dapat mengalami bahaya  penggunaan nikotin jangka pendek dan jangka panjang ,” kata Dr. Suchitra Krishnan-Sarin, seorang profesor psikiatri di Yale School of Medicine, di sebuah 2019 media briefing tentang vaping.

 

Bahaya Tersembunyi Dalam Liquid Vape

Tetapi selalu dapat memilih opsi nol-nikotin, yang seharusnya bebas masalah, bukan? Belum tentu.

Bahkan jika menggunakan opsi nol-nikotin,liquid vape harus diperiksa. Karena produk rokok elektrik mengandung paling tidak campuran perasa, pewarna, bahan kimia tidak dikenal lainnya dan seringkali zat yang disebut propilen glikol.

Propilen glikol adalah pelarut berbasis alkohol yang, meskipun belum dipelajari dalam hal penggunaannya dalam vaping, telah dipelajari dalam kaitannya dengan produk seperti tetes telinga. Penelitian telah membuktikan bahwa ketika digunakan secara topikal, propilen glikol bersifat ototoksik (yaitu berbahaya bagi telinga bagian dalam).

Risik Untuk Remaja dan Dewasa

Sayangnya liquid vape, dengan citarasa memikat seperti Gummy Bear dan Sweet Tart, juga membuat vaping menarik bagi kaum muda. Dan remaja mulai mengambil kebiasaan rokok elektronik pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Menurut laporan badan National Institute on Drug Abuse  Amerika .”Remaja Amerika melaporkan peningkatan dramatis dalam penggunaan vaping hanya dalam rentang waktu selama satu tahun, dengan kenaikan sebesar  37,3%, dibandingkan dengan pada tahun 2017 yang hanya 27,8 persen.

Dan karena penelitian telah menunjukkan mekanisme dalam saraf pendengaran tidak sepenuhnya berkembang sampai usia remaja akhir, maka jalur saraf pendengaran remaja sangat rentan terhadap racun seperti nikotin.

Mengapa begitu banyak remaja beralih ke vaping? Selain kampanye pemasaran yang apik yang menargetkan generasi muda, internet juga memudahkan remaja mengakses vaping.

Vaping tidak diizinkan secara hukum untuk dijual kepada siapa pun di bawah usia 18 tahun. Namun siapa pun dapat online dan membeli produk atau peralatan vaping hanya mengisi verifikasi yang menyatakan bahwa mereka telah berusia 18 tahun.

Dapatkan bantuan segera jika tiba-tiba mengalami gangguan pendengaran

Beberapa mengklaim bahwa vaping adalah alternatif yang lebih aman daripada rokok, dan bahkan dapat membantu individu berhenti merokok. Namun kenyataannya banyak ahli yang merasa tidak setuju dengan pendapat tersebut.

Jika sudah terlanjur menjadi salah satu penikmat vape, dan mengalami gejala seperti penyumbatan, tekanan telinga, gangguan pendengaran atau tinnitus, segera hentikan  kebiasaan vaping tersebut dan konsultasikan dengan dokter THT atau ahli kesehatan pendengaran .

Ingat, pendengaran adalah salah satu anugerah yang sangat berharga. Jangan ragu untuk mencari bantuan ahli kesehatan secepatnya jika mulai merasakan gangguan dengan pendengaran.