Kenali 4 Penyakit Penyebab Gangguan Pendengaran

penyakit penyebab gangguan pendengaran

Kenali 4 Penyakit Penyebab Gangguan Pendengaran – Berdasarkan Survei Nasional tahun 1994-1996, jumlah masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan pendengaran sudah cukup banyak  yakni, 18,5 persen atau 40,5 juta jiwa. Prevalensi gangguan pendengaran mencapai 16,8 persen atau setara dengan 35,28 juta jiwa. Sedangkan ketulian mencapai 0,4 persen atau 840 ribu jiwa.

 

Meskipun mudah untuk menyalahkan masalah seperti paparan kebisingan kronis untuk jumlah orang yang mengalami gangguan pendengaran, penting untuk dipahami bahwa ada sejumlah hal lain yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran juga. Misalnya, ada sejumlah penyakit – banyak di antaranya tampaknya tidak ada hubungannya dengan telinga sendiri – yang ternyata berkontribusi pada gangguan pendengaran.

Di bawah ini akan kita bahas beberapa penyakit yang ternyata masih memiliki kaitan dengan munculnya gangguan pendengaran

 

Penyakit ginjal kronis

Penyakit ginjal kronis melibatkan hilangnya fungsi ginjal secara bertahap. Sekitar 14 persen dari populasi umum menderita penyakit ginjal. Satu studi menemukan bahwa mereka yang memiliki penyakit ginjal memiliki risiko 43 persen lebih besar mengalami gangguan pendengaran.

Para peneliti percaya bahwa hubungan antara penyakit ginjal dan penyebab gangguan pendengaran berhubungan dengan akumulasi racun yang akhirnya merusak saraf di seluruh tubuh, termasuk yang terkait dengan fungsi pendengaran yang tepat. Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, racun tidak dapat dihilangkan secara efisien dan dapat menumpuk di aliran darah.

Karena hubungan yang kuat antara kedua kondisi ini, penting bagi orang untuk mengetahui bahwa mereka yang menderita penyakit ginjal kronis untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi dan menjaga pendengaran mereka. Ini berarti bagi penderita penyakit  ginjal, hendaknya mulai melakukan tes dan pemeriksaan pendengaran lebih awal dan lebih teratur.

 

Diabetes

Kehilangan pendengaran dua kali lebih umum di antara orang dengan diabetes dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki penyakit ini. Tingkat gangguan pendengaran juga 30 persen lebih tinggi di antara orang dewasa yang pra-diabetes. Tidak jelas persis apa hubungan antara diabetes dan gangguan pendengaran. Namun, banyak peneliti percaya bahwa peningkatan gula darah kronis adalah penyebabnya.

Hipotesis mereka adalah bahwa kadar gula darah tinggi berkontribusi terhadap kerusakan saraf dan menghambat fungsi saraf dan pembuluh darah kecil di telinga bagian dalam (mirip dengan cara kerusakan ginjal dapat berkontribusi pada gangguan pendengaran).

Penderita diabetes harus mengambil tindakan pencegahan yang sama seperti orang dengan penyakit ginjal kronis untuk melindungi dan mempertahankan pendengaran mereka – dapatkan ujian rutin dan siap untuk alat bantu dengar sejak dini.

Baca juga : Hubungan Antara Diabetes dan Gangguan Pendengaran

Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi – juga dikenal sebagai hipertensi – adalah penyakit umum lainnya, menurut hasil penelitian survei, 1 dari 3 orang Indonesia terkena masalah hipertensi, yang dapat berkontribusi pada gangguan pendengaran. Untuk memahami bagaimana tekanan darah mempengaruhi pendengaran, penting untuk memahami apa sebenarnya tekanan darah itu.

Tekanan darah adalah ukuran kekuatan darah terhadap pembuluh darah dan arteri. Terdiri dari dua angka. Angka pertama, tekanan sistolik Anda, menunjukkan tekanan yang diberikan saat jantung Anda mendorong darah keluar, dan angka kedua, tekanan diastolik Anda, menunjukkan tekanan ketika jantung rileks dan tidak memompa darah.

Jika tekanan sistolik Anda lebih dari 120 dan diastolik Anda lebih dari 80, Anda dianggap memiliki tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan arteri Anda. Seiring waktu, plak lemak dapat menumpuk di daerah-daerah yang rusak dan mengurangi atau benar-benar menghentikan aliran darah.

Bagaimana tekanan darah tinggi dan gangguan pendengaran terkait? Tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan arteri di semua bagian tubuh, termasuk telinga. Penelitian telah menemukan bahwa ketika tekanan darah meningkat, kemampuan pendengaran turun.

 

Penyakit gondok

Gondong adalah infeksi virus yang menyebabkan peradangan kelenjar ludah. Gondong adalah penyakit yang relatif jarang terjadi akhir-akhir ini, berkat vaksinasi yang diperlukan anak-anak sebelum mereka bersekolah di sekolah umum. Tapi, itu masih bisa terjadi pada orang yang tidak divaksinasi, dan salah satu efek sampingnya adalah gangguan pendengaran.

Virus gondok telah terbukti menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut sensori kecil yang ditemukan di telinga bagian dalam. Setelah sel-sel rambut yang rusak tidak dapat diperbaiki, atau dikembalikan, yang mengakibatkan gangguan pendengaran permanen.