Pengatur suara di dalam otak terletak diluar gyrus Heschl dan cukup kompleks. Para ahli menemukan bahwa sinyal suara merambat ke thalamus dan korteks pendengaran utama (gyrus Hechl). Gyrus Heschl ini berada di dalam fisura Sylvian dan terus merambat dari gyrus. Selama sinyal suara tersebut merambat, aturan Tonotopic dipertahankan, termasuk di dalam korteks suara primer. Selanjutnya, proses rumit yang menjembatani fungsinya – dari deteksi pertama hingga penempatan yang kompleks dan juga pengolahan sinyal suara dari berbagai suara – terjadi di dalam kumpulan neuron pada semua tingkat system syaraf pendengaran.
Dari korteks suara utama, sinyal suara merambat ke korteks suara kedua yang batas dan komponen – komponennya tidak begitu jelas bila dibandingkan dengan korteks suara utama. Diketahui bahwa korteks suara kedua ini memiliki fungsi untuk memahami perkataan yang didengar dan mengolahnya untuk memahami informasi yang disampaikan.
Dalam Kondisi Sehat, Bagian Otak Pengatur Suara akan Berkilauan
Saat seseorang mendengar cukup banyak perkataan cerdas pada beberapa tahun pertamanya. Maka area pengatur suara pada otaknya akan bersinar saat merespon stimulasi suara. Seperti sebuah penelitian yang dilakukan pada seseorang yang pendengarannya normal pada masa kanak – kanak dan kehilangan pendengarannya setelah dewasa dan kemudian dirawat dengan Cl setelah mengalami berbagai tingkat masalah pendengaran dari usia 1 – 48 tahun. Di dalam percobaan tersebut, area pengatur suara pada otaknya merespon pada bagian tempurung suara utama dan kedua. Respon tersebut juga terjadi secara bilateral meski subjek hanya mendengar Cl dengan telinga kirinya.
Korteks Suara Kedua Sebagai Pemantul
Korteks suara kedua di dalam area pengatur suara di dalam otak memiliki fungsi seperti pemantul suara. Hubungan rumit antara korteks suara kedua dan seluruh otak belum diketahui dengan jelas. Tapi penelitian menunjukkan bahwa bagian ini memiliki hubungan dengan area lain didalam otak dan tersambung kembali ke korteks suara utama. Hubungan ini sering disebut sebagai hubungan intra-hemispheric. Contohnya pada fasciculus arkuata yang menghubungkan lobus temporal dan frontal. Selain itu, hubungan area bawah otak seperti hippocampus ke otak besar.
Korteks suara kedua ini juga mengirimkan banyak serat eferen kembali ke korteks pendengaran utama. Serat – serat tersebut sepertinya berfungsi sebagai bagian yang sepertinya memainkan peran dalam mengatur korteks utama agar fokus pada sinyal suara utama yang didengarkan. Pendengaran normal akan merasa terganggu dengan suara perkataan dan lingkungan yang berisik. Agar komunikasi dapat berjalan lancar, sistem suara tersebut harus bisa fokus pada elemen akustik pada suara orang lain yang sedang berbicara. Hal ini disebut kemampuan representasi dan ekstraksi. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa bayi berumur 4 bulan mulai membedakan suara pada Bahasa pertamanya tapi tidak begitu merespon suara yang ditimbulkan dari Bahasa yang tidak dikenalnya.
Peneliti menyatakan bahwa korteks suara utama mendeteksi kemampuan akustik yang dianggap penting pada setiap orang. Dan korteks kedua dan area yang lebih tinggi lagi menggabungkan kemampuan ini pada representasi yang lebih berrati seperti berbagai objek suara. Area suara yang lebih tinggi memiliki neuron pluripotent yang merespon berbagai model stimulasi. (Contohnya, neuron yang merespon stimulasi suara, penglihatan dan sentuhan) bisa jadi memungkinkan integrase multi-modal. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui lebih dalam tentang peran neuron pluripotent dalam korteks suara kedua.